Muhammad Ali (kiri) berduel dengan Joe Frazier pada 28 Januari 1974 di New York.
Louisville - Muhammad Ali akan pulang kampung untuk merayakan ulang tahunnya ke-70. Juara kelas berat tinju legendaris itu akan menghadiri pesta ulang tahun pada malam 14 Januari di Muhammad Ali Center di pusat kota Louisville. Ali sendiri berulang tahun pada 17 Januari.
Pesta itu sekaligus sebagai pengumpulan dana untuk Ali Center - pusat budaya dan pendidikan yang juga memiliki sebuah museum tentang karir panjang Ali sebagai petinju, aktivis sosial dan kemanusiaan.
Juru bicara Ali Center, Jeanie Kahnke, hari Sabtu 7 Januari 2012 mengatakan Ali akan dikelilingi oleh teman-teman lama dan orang-orang yang membuat perbedaan dalam hidupnya, termasuk pelatih lamanya Angelo Dundee. Pesta itu akan menampilkan makan malam, hiburan dan pidato.
Kahnke menggambarkan pesta itu sebagai sebuah retrospektif dan perayaan kehidupan Ali. "Adalah penting bagi siapa pun mencapai usia 70 tahun," kata Kahnke. "Tapi untuk suatu ikon global, yang telah benar-benar menyentuh kehidupan jutaan orang, itu peristiwa penting untuk dirayakan.''
Tinggal sedikit tiket tersisa untuk acara senilai US$ 1.000 (Rp 9 juta) per orang, katanya.
Kahnke mengatakan bahwa Ali dan istrinya, Lonnie, sangat menantikan perayaan itu. Keluarga Ali memiliki rumah di Louisville, tetapi baru-baru ini tinggal di rumah mereka di Arizona, katanya. Ali sedang berjuang melawan penyakit Parkinson.
Serangkaian acara komunitas berjudul "Tujuh Hari untuk Tujuh Dekade" akan digelar pada 15-21 Januari di Ali Center. Acara itu menyentuh sisi serius dan menyenangkan dari Ali.
Pada 15 Januari, seorang pesulap akan tampil di lobi utama Ali Center - yang merupakan pengakuan akan cinta Ali terhadap trik sulap.
"Kami benar-benar ingin berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung dan mencintai dan memeluk Muhammad Ali," kata Kahnke.
Pusat ini dibuka pada 2005 dan menarik sekitar 85.000 pengunjung per tahun.
Ali, yang memulai karir tinju dari amatir di Louisville pada 1950-an, memenangkan medali emas di tinju pada tahun 1960 di Olimpiade Roma. Dia kemudian menjadi juara dunia kelas berat tiga kali. Dia pertama kali meraih gelar dengan mengalahkan Sonny Liston pada tahun 1964. Gelar Ali kemudian dilucuti pada tahun 1967 karena menolak ikut wajib militer selama Perang Vietnam.
Dia meraih kembali gelarnya pada 1974 ketika ia mengalahkan George Foreman di Zaire. Gelar terakhir Ali datang pada tahun 1978 ketika ia mengalahkan Leon Spinks. Ali memiliki tiga pertemuan epik melawan saingan utamanya, Joe Frazier.
Ali telah menerima puluhan penghargaan internasional atas upaya kemanusiaannya.
Pesta itu sekaligus sebagai pengumpulan dana untuk Ali Center - pusat budaya dan pendidikan yang juga memiliki sebuah museum tentang karir panjang Ali sebagai petinju, aktivis sosial dan kemanusiaan.
Juru bicara Ali Center, Jeanie Kahnke, hari Sabtu 7 Januari 2012 mengatakan Ali akan dikelilingi oleh teman-teman lama dan orang-orang yang membuat perbedaan dalam hidupnya, termasuk pelatih lamanya Angelo Dundee. Pesta itu akan menampilkan makan malam, hiburan dan pidato.
Kahnke menggambarkan pesta itu sebagai sebuah retrospektif dan perayaan kehidupan Ali. "Adalah penting bagi siapa pun mencapai usia 70 tahun," kata Kahnke. "Tapi untuk suatu ikon global, yang telah benar-benar menyentuh kehidupan jutaan orang, itu peristiwa penting untuk dirayakan.''
Tinggal sedikit tiket tersisa untuk acara senilai US$ 1.000 (Rp 9 juta) per orang, katanya.
Kahnke mengatakan bahwa Ali dan istrinya, Lonnie, sangat menantikan perayaan itu. Keluarga Ali memiliki rumah di Louisville, tetapi baru-baru ini tinggal di rumah mereka di Arizona, katanya. Ali sedang berjuang melawan penyakit Parkinson.
Serangkaian acara komunitas berjudul "Tujuh Hari untuk Tujuh Dekade" akan digelar pada 15-21 Januari di Ali Center. Acara itu menyentuh sisi serius dan menyenangkan dari Ali.
Pada 15 Januari, seorang pesulap akan tampil di lobi utama Ali Center - yang merupakan pengakuan akan cinta Ali terhadap trik sulap.
"Kami benar-benar ingin berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung dan mencintai dan memeluk Muhammad Ali," kata Kahnke.
Pusat ini dibuka pada 2005 dan menarik sekitar 85.000 pengunjung per tahun.
Ali, yang memulai karir tinju dari amatir di Louisville pada 1950-an, memenangkan medali emas di tinju pada tahun 1960 di Olimpiade Roma. Dia kemudian menjadi juara dunia kelas berat tiga kali. Dia pertama kali meraih gelar dengan mengalahkan Sonny Liston pada tahun 1964. Gelar Ali kemudian dilucuti pada tahun 1967 karena menolak ikut wajib militer selama Perang Vietnam.
Dia meraih kembali gelarnya pada 1974 ketika ia mengalahkan George Foreman di Zaire. Gelar terakhir Ali datang pada tahun 1978 ketika ia mengalahkan Leon Spinks. Ali memiliki tiga pertemuan epik melawan saingan utamanya, Joe Frazier.
Ali telah menerima puluhan penghargaan internasional atas upaya kemanusiaannya.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/01/08/103375948/Muhammad-Ali-Pulang-Kampung-Rayakan-HUT-Ke-70
0 komentar:
Posting Komentar