Brian Thomas : Tak sengaja membunuh istrinya gara gara ngelindur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhEh0omCwmXh3TqyX8qQ_KkLbYlQtCYLGmEJEJ3OffXJK4yf7CzlTXms0VXbHayoRFWuEplDvSMWPFM_dluz0HKVxiVl3UyMcB7imUQHjhrX4iTTMhCZqjt-DShcAyaSq0syRC2LcWJjw/s1600/article12286090740cf1e0.jpg

Gara-gara penyakit kelainan tidur yang dialaminya, Brian Thomas, 59, tak sengaja membunuh istrinya, Christine, 57, dengan tangannya sendiri. Pria asal Neath, Wales Selatan ini divonis dokter mengalami kelainan saat tidur. Ia bisa mengigau sembari melakukan aktivitas, seperti berjalan ataupun lainnya.

Dan kejadian buruk pun harus dialaminya. Seperti dikutip Times, Rabu (18/11), Thomas dan istrinya tengah berlibur di Wales Barat mengendarai mobil van mereka. Saat tengah malam, mereka diganggu segerombolan remaja nakal. Mereka pun memutuskan untuk mencari lokasi parkir yang lain. Dan ketika keduanya kembali tidur, Thomas bermimpi buruk, remaja-remaja tersebut kembali mengganggu mereka dan masuk ke dalam van.

Keesokan harinya ia terkejut mendapati istrinya telah bersimbah darah di sampingnya. Langsung saja ia segera menelepon 999. “Saya pikir saya telah membunuh istri saya. Saya pikir seseorang masuk ke dalam van kami. Apa yang telah saya lakukan,” teriak Thomas saat melaporkan kejadian tersebut.

Ketika polisi datang ke lokasi kejadian, Thomas terus menangis dan terguncang. Polisi tiba sepuluh menit setelah ditelepon. “Dia adalah segalanya bagi saya,” ujar Thomas tersedu.

Ketika penyelidikan dimulai, kecurigaan pertama memang mengarah Thomas sengaja membunuh istrinya karena suatu hal. Namun ketika tim medis menyatakan ia menderita gangguan tidur, pihak penyidik pun mulai percaya. Apalagi sejarah kehidupan Thomas menunjukkan berbagai gerakan otomatis yang dilakukannya saat tidur selama 50 tahun terakhir.

“Dengan kata lain, saat pembunuhan terjadi, terdakwa tengah tidur dan pikirannya tidak bisa mengontrol apa yang dilakukan tubuhnya,” ujar Paul Thomas, Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Swansea.

Keterangan saksi pun cukup meringankan Thomas, dimana pihak pengadilan menerima informasi jika keduanya merupakan pasangan yang bahagia dan tidak terpisahkan. Bahkan seharusnya sebentar lagi mereka akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke 40.

Pengacara pembela Thomas, Elwen Evans menjelaskan, saat itu terdakwa tidak mengonsumsi obar antidepresi untuk mengatasi gejala Parkinson selama liburan tersebut. Karena hal itu bisa mengganggu performa seksualnya. “Ia melakukannya karena mereka berdua tidur bersama. Dan saat kejadian, suara keributan yang dibuat remaja tersebut membawanya ke tingkat stress yang tinggi,” jelas Evans. Hingga saat ini, kasus tersebut masih disidangkan di Pengadilan Swansea.

0 komentar:

Posting Komentar