Walikota Solo Joko Widodo berpose di depan mobil Kiat Esemka.
Surakarta - Kesibukan Wali Kota Surakarta Joko Widodo akhir-akhir ini bertambah. Terutama setelah membuat kejutan mengganti mobil dinas Toyota Camry dengan Kiat Esemka, produksi siswa-siswa sekolah menengah kejuruan di Surakarta.
Sambutan dan sorotan masyarakat begitu besar terhadap mobil tersebut. Ada yang mendukung, tak jarang yang mencibir. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat Jokowi--panggilan akrabnya, untuk mendorong mobil Kiat Esemka agar semakin terangkat.
“Sekarang saya menjadi brand ambassador mobil Esemka. Saya jadi duta promosi,” kata Jokowi kepada Tempo, Kamis, 5 Januari 2012. Dua hari terakhir, dia mengaku ke luar kota untuk mempromosikan mobil Kiat Esemka. Hasilnya, ada lebih dari 100 pesanan yang masuk. “Terakhir dari Bengkulu mau pesan,” ujarnya.
Mobil Esemka naik daun setelah Wali Kota Surakarta Joko Widodo menggunakannya sebagai mobil dinas. Mobil yang dirakit para pelajar SMK Warga Surakarta dan Kiat Motor tersebut menggunakan komponen 80 persen lokal dan 20 persen impor.
Menurut Jokowi, demam mobil Esemka memberi dampak positif dan harus dimanfaatkan betul. Terutama sebagai momentum untuk kemunculan mobil nasional. Sambutan masyarakat yang begitu antusias disebutnya sebagai bagian dari kerinduan akan kebanggaan produk sendiri. Selain itu, Jokowi juga berupaya membantu merancang proposal bisnis untuk memproduksinya secara massal.
Untuk mewujudkan rencana itu, Jokowi sedang mencari investor yang siap berinvestasi pada produksi mobil yang diharapkan menjadi cikal-bakal mobil nasional itu. "Prioritas tetap investor lokal," katanya soal siapa investor yang diharapkannya. Saat ditanya apakah ada yang bersedia berinvestasi, Jokowi berkata, "Dicari sampai ketemu. Kalau enggak ada investor lokal, biar saya saja yang jadi investor."
Rencananya, investor itu akan diajak bersama-sama membangun industri Kiat Esemka, mulai desain, perakitan, finishing, promosi, hingga penjualannya. Untuk model bisnis pengembangan Kiat Esemka ini, Jokowi akan tetap mengedepankan prinsip kemitraan dengan industri rumah tangga yang dikelola oleh lulusan SMK. Nantinya itu akan terintegrasi dengan pihak swasta, seperti Kiat Motor serta Solo Techno Park--pusat pendidikan dan teknologi di Surakarta.
Produksi massal Esemka, kata Jokowi, akan dilakukan setelah ada hasil uji emisi dan uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan. Jika syarat-syarat itu sudah didapat, langkah berikutnya menggarap sisi bisnisnya. "Nanti akan menjadi bisnis komersial, yang sepenuhnya dikelola swasta dan Solo Techno Park, yang didukung Pemerintah Kota Surakarta," ujarnya.
Soal perjalanannya ke Malaysia, Rabu dan Kamis lalu, apakah ada kaitannya dengan promosi mobil Esemka, Jokowi enggan menjawabnya. Kamis malam lalu, saat ditanya soal acara ke Malaysia itu, ia berkata, "Promosi mobil ke luar kota." Di kantor Wali Kota Solo, acara Jokowi ke Malaysia itu hanya disebut kegiatan "kedinasan".
Menyikapi adanya suara-suara sumbang yang mengkritik mobil Kiat Esemka, Jokowi memilih tidak menanggapinya. Dia hanya meminta mereka yang mengkritik melihat kepada semangat dari siswa SMK yang ingin menunjukkan bahwa mereka mampu dan bisa. “Apa yang saya lakukan, hanya sebagai komitmen moral untuk anak-anak didik kita,” ucapnya.
Sambutan dan sorotan masyarakat begitu besar terhadap mobil tersebut. Ada yang mendukung, tak jarang yang mencibir. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat Jokowi--panggilan akrabnya, untuk mendorong mobil Kiat Esemka agar semakin terangkat.
“Sekarang saya menjadi brand ambassador mobil Esemka. Saya jadi duta promosi,” kata Jokowi kepada Tempo, Kamis, 5 Januari 2012. Dua hari terakhir, dia mengaku ke luar kota untuk mempromosikan mobil Kiat Esemka. Hasilnya, ada lebih dari 100 pesanan yang masuk. “Terakhir dari Bengkulu mau pesan,” ujarnya.
Mobil Esemka naik daun setelah Wali Kota Surakarta Joko Widodo menggunakannya sebagai mobil dinas. Mobil yang dirakit para pelajar SMK Warga Surakarta dan Kiat Motor tersebut menggunakan komponen 80 persen lokal dan 20 persen impor.
Menurut Jokowi, demam mobil Esemka memberi dampak positif dan harus dimanfaatkan betul. Terutama sebagai momentum untuk kemunculan mobil nasional. Sambutan masyarakat yang begitu antusias disebutnya sebagai bagian dari kerinduan akan kebanggaan produk sendiri. Selain itu, Jokowi juga berupaya membantu merancang proposal bisnis untuk memproduksinya secara massal.
Untuk mewujudkan rencana itu, Jokowi sedang mencari investor yang siap berinvestasi pada produksi mobil yang diharapkan menjadi cikal-bakal mobil nasional itu. "Prioritas tetap investor lokal," katanya soal siapa investor yang diharapkannya. Saat ditanya apakah ada yang bersedia berinvestasi, Jokowi berkata, "Dicari sampai ketemu. Kalau enggak ada investor lokal, biar saya saja yang jadi investor."
Rencananya, investor itu akan diajak bersama-sama membangun industri Kiat Esemka, mulai desain, perakitan, finishing, promosi, hingga penjualannya. Untuk model bisnis pengembangan Kiat Esemka ini, Jokowi akan tetap mengedepankan prinsip kemitraan dengan industri rumah tangga yang dikelola oleh lulusan SMK. Nantinya itu akan terintegrasi dengan pihak swasta, seperti Kiat Motor serta Solo Techno Park--pusat pendidikan dan teknologi di Surakarta.
Produksi massal Esemka, kata Jokowi, akan dilakukan setelah ada hasil uji emisi dan uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan. Jika syarat-syarat itu sudah didapat, langkah berikutnya menggarap sisi bisnisnya. "Nanti akan menjadi bisnis komersial, yang sepenuhnya dikelola swasta dan Solo Techno Park, yang didukung Pemerintah Kota Surakarta," ujarnya.
Soal perjalanannya ke Malaysia, Rabu dan Kamis lalu, apakah ada kaitannya dengan promosi mobil Esemka, Jokowi enggan menjawabnya. Kamis malam lalu, saat ditanya soal acara ke Malaysia itu, ia berkata, "Promosi mobil ke luar kota." Di kantor Wali Kota Solo, acara Jokowi ke Malaysia itu hanya disebut kegiatan "kedinasan".
Menyikapi adanya suara-suara sumbang yang mengkritik mobil Kiat Esemka, Jokowi memilih tidak menanggapinya. Dia hanya meminta mereka yang mengkritik melihat kepada semangat dari siswa SMK yang ingin menunjukkan bahwa mereka mampu dan bisa. “Apa yang saya lakukan, hanya sebagai komitmen moral untuk anak-anak didik kita,” ucapnya.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/01/07/058375875/Mengapa-Jokowi-Rela-Jadi-Sales-Esemka
0 komentar:
Posting Komentar